Al-Madzahib: Menyingkap Ideologi Politik Islam, Akidah dan Pemikiran Modern

Kitab tentang apa ini, Ra?”. Begitu pertanyaan yang sering datang di jalur pribadi (japri) media sosial saya. Kitab yang saya tulis itu berjudul “Al-Madzâhib” yang artinya ideologi-ideologi, “fis-siyâsah” berarti: dalam politik Islam, “wal-‘Aqâid” berarti: akidah, dan “wal-afkâr al-hadîtsah” artinya adalah: pemikiran modern.

Sebagaimana judul, dalam kitab itu, yang saya bahas memang tentang tiga poin penting tersebut. Menulis kitab ini, saya berangkat dari hasil pembacaan dan pembelajaran atas kitab Târikhul-Madzâhib al-Islâmiyyah yang ditelurkan oleh ilmuwan besar Islam, Syekh al-Imâm Muhammad Abû Zuhra al-Azhari yang dulu kitab itu saya pelajari sejak masih di pesantren. Kitab tersebut memang mengusung tema yang sama, tapi berbeda; sejarah ideologi politik, akidah dan fikih. Bedanya adalah, dalam kitab “Al-Madzâhib”, saya tidak menampilkan mazhab fikih. Akan tetapi saya ganti dengan hal yang tak kalah urgen untuk diketahui, yaitu ideologi pemikiran modern yang kerap kali saya temukan dalam gaya berpikir seorang Muslim.

Selain itu, dalam menulis kitab “Al-Madzâhib” saya hanya fokus pada ideologi, bukan dalam sisi sejarah seperti yang ada dalam kitab Târikhul-Madzâhib al-Islâmiyyah. Sebab jika menampilkan sejarah, maka pembahasannya menjadi lebar. Padahal, seperti yang diketahui, orang-orang sekarang mungkin tidak betah dengan tulisan panjang. Karenanya, saya tulis kitab Al-Madzâhib awalnya dengan metode talkhîsh seperti halnya Sayid Muhammad bin Alawi al-Mâliki yang men-talkhîshi kitab al-Fikru as-Sâmi fî Târikhit-Tasyrî’ al-Islâmi karya Imam ats-Tsa’âlibi menjadi Syarî’atullâh al-Khâlidah. Namun, akhirnya, selain men-talkhîsh, saya juga menambah beberapa catatan dan poin penting yang tidak ditulis oleh Syekh Abû Zuhrah. Semisal catatan kaki, keterangan tambahan, perbandingan, atau bahkan judul tambahan. Nah, beberapa poin terakhir ini mungkin hal baru yang semoga saja menjadi nilai lebih.

Akhirnya, judul besar “Al-Madzâhib” ada tiga: 1) Tentang Ideologi Politik Islam, 2) Ideologi Akidah, 3) Ideologi Pemikiran Modern. Namun, sebelum membahas tiga poin itu, saya terlebih dahulu meletakkan pengantar tentang faktor perbedaan pendapat di kalangan manusia secara umum dan di dalam internal umat Islam secara khusus. Baru setelah mengetahui faktor-faktor perpecahan atau perbedaan. Masuklah pada pembahasan utama.

Pertama: Ideologi Politik Islam

Di sini saya membahas (beberapa) mazhab politik yang pernah ada, atau yang hingga saat ini masih ada di dunia Islam. Seperti ideologi politik Syiah berikut pecahannya, Khawarij berikut pecahannya, Hizbut-Tahrîr, dan ideologi politik Islam yang mayoritas dianut oleh ulama Ahlusunah Waljamaah. Semua hal yang saya anggap butuh jawaban, maka saya tulis bantahannya. Berikut judul besarnya:

  • Syiah
    • Sabaiyyah
    • Ghurâbiyyah
    • Kaisâniyyah
    • Zaidiyyah
    • Imâmiyyah Itsnâ ‘Asyariyyah
    • Imâmiyyah Ismâ’iliyyah
    • Sanggahan Atas Beberapa Akidah Syiah Secara Umum
  • Khawarij
    • Azâriqah
    • Najadât
    • Shafariyyah
    • ‘Ajâridah
    • Ibâdhiyyah
    • Khawârij Yang Keluar Dari Barisan Islam
  • Hizbut-Tahrir
    • Ideologi Khilâfah Ala Hizbut-Tahir
  • Suara Mayoritas Umat Islam
    • Siapakah Yang Berhak Menjadi Khalifah
    • Kriteria Calon Bakal Khalifah
    • Model Pemilihan Khalifah
    • Keutamaan Khulafâ Râsyidîn

Kedua: Ideologi Akidah

Dalam bab ini saya membahas mazhab akidah dalam Islam. Mulai dari yang tertua, hingga yang hadir saat ini.

  • Muktazilah
    • Lima Ushûl Muktazilah Berikut Bantahannya
    • Corak Berpikir Kaum Muktazilah
  • Jabariyyah
  • Jahmiyyah
  • Musyabbihah
  • Karâmiyyah
    • Hukum Tasybîh dan Tajsîm
  • Murjiah
    • Kiritik Ideologi Murjiah
  • Asy’ariyyah
    • Akidah Imam al-Asy’ari
  • Mâturîdiyyah
    • Persoalan Khilâfiyyah Antara Asy’ariyyah dan Mâturîdiyyah
    • Klaim Batil Soal Imam al-Asy’ari dan Asy’ariyyah
  • Salafiyyah
    • Ideologi Dan Kritiknya
    • Pembagian Tauhid Tiga Dan Kritiknya
  • Wahhâbi
    • Soal Bidah
    • Soal Tarku
    • Bermazhab
    • Tawasul
    • Tabaruk
    • Istigasah
    • Hadis Daif
  • Bahâiyyah
  • Ahmadiyyah
  • Islam Liberal
    • Pokok Pemikiran
  • Manunggaling Kawula Gusti
    • Hukum Pelakunya
    • Kritik Pendapat Tidak Wajib Taklif Bagi Yang Makrifat
  • Penutup: Mafhum Ahlusunah Wal Jamaah
    • Pengertian
    • Ciri Khas

Ketiga: Ideologi Pemikiran Modern

Dalam bab ini saya mendiskusikan lebih lanjut tentang pemikiran yang dijadikan landasan oleh Islam Liberal dan Liberalisme itu sendiri secara umum. Tidak semuanya, karena terlalu banyak, tapi yang sering digunakan.

  • Asumsi Pertentangan Antara Ilmu, Akal dan Agama
    • Hakikat Agama, Akal dan Ilmu
    • Faktor Munculnya Asumsi
    • Kebuntuan Agama Kristen
    • Islam Menyikapi Akal dan Ilmu Pengetahuan
    • Metafisik dan Logika Akal
    • Metodologi Islam Dalam Pengetahuan
    • Penutup
  • Rasionalisme
  • Sekularisme
    • Pengertian
    • Faktor Diterimanya Sekularisme
    • Akibat Orientasi Rasionalisme dan Sekularisme
  • Kebebasan
    • Membatasi Kebebasan
  • Kesetaraan
    • Pandangan Islam Tentang Kesetaraan
    • Keniscayaan Perbedaan
    • Menyetarakan Sesuatu Yang Berbeda Adalah Kezaliman
    • Perspektif Kesetaraan Yang Proporsional
  • Kemajuan Dan Kemunduran
    • Pengertian
    • Kemunduran
    • Provokasi Dengan Slogan
  • Sosialisme
  • Nasionalisme, Kesukuan (Kebangsaan) dan Kemanusiaan
    • Analisa Slogan
    • Melihat Slogan Dengan Perspektif Islam
    • Pandangan Membangun Keberdayaan Umat Islam
    • Pandangan Islam Menyikapi Fanatisme Kesukuan

Demikian, apa yang saya tulis dalam kitab al-Madzâhib. Pada akhirnya, saya tidak bisa menyebut kitab ini sebagai talkhîsh dari Târikhul-Madzâhib al-Islâmiyyah. Sebab, kenyataannya saya meringkas, tapi juga banyak menambahkan catatan-catatan. Yang saya lakukan pada awalnya adalah hendak membuahkan hasil bacaan menjadi tulisan. Tapi, dengan syarat tulisan itu harus membawa hal baru. Saya jadi teringat dengan Imam as-Suyûthi yang menelurkan karya al-Itqân fî ‘Ulûmil-Qurân dan at-Tahbîr fî ‘Ilmit-Tafsîr dari karya gurunya Imam al-Bulqini berjudul Mawâqiul ‘Ulûm fi Mawâqi’in-Nujûm. Dari situ, maka jadilah buku “al-Madzâhib” yang, Alhamdulillah, buku ini disambut dengan baik oleh beberapa pihak. Termasuk guru saya yang mengajarkan kitab Târikhul-Madzâhib al-Islâmiyyah, yakni Ustaz Moh. Achyat Ahmad, begitu juga paman kami, KH. Syamsul Arifin Abdullah, yang telah sudi memberikan kata pengantar dan tentu saja kedua orang tua kami. Dan beberapa pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan.

Wallâhu A’lam

Tinggalkan komentar